Wednesday, April 20, 2016

Selamat Hari Kartini!

Ya! Berbahagialah perempuan-perempuan Indonesia.
Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggp lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya. - R. A. Kartini 
Kutipan ini mengajarkan kita bahwa kita, sebagai perempuan yang berintelektual, pasti akan menjadi gadis yang modern. Dalam artian, tidak lagi terkungkung dengan peraturan-peraturan kuno.

Emansipisi wanita di Indonesia dimulai oleh ibu kita, Kartini. Perjuangannya untuk menuntut penyetaraan hak yang sama bagi perempuan kala itu patut diacungi jempol. Bagaimana tidak? Diantara tradisi yang mengharuskan perempuan untuk dipingit, dalam artian tidak mendapatkan beberapa kebebasan, beliau terus menyuarakan suara perempuan pribumi.

Sebagai perempuan Indonesia, menjadi pribadi yang berpendidikan itu suatu keharusan. Bukan untuk mendapatkan posisi kerja yang enak ataupun gaji yang tinggi. Namun, dengan pendidikan, kelas seorang perempuan dapat terlihat, dari tuturnya, wawasannya, maupun sikapnya.
Selain itu, bkankah generasi yang cerdas lahir dari rahim yang cerdas juga?
Perempuan, wanita, atau gadis, tetap menjadi makhluk tuhan yang istimewa, sangat malah. Fisiknya mungkin lemah, tapi hatinya kuat. Kuat terhadap pemberi-pemberi harapan palsu, kuat menerima kekurangan pasangannya, dan kuat bertahan (susah move on). Eaa.

Tidak, tidak. Sejatinya, perempuan Indonesia itu spesial. Bayangkan saja, mereka mampu menjalankan fungsi buruh bangunan, tukang kebun, tukang tambal ban, dan lain-lain. Alasannya, ingin membantu perekonomian keluarga. Mulia sekali bukan.

Oke, kembali ke pendidikan, RA Kartini selalu memiliki harapan bahwa perempuan pribumi bisa maju, cerdas dan terdidik. Namun miris jika diliat kenyataan saat ini, ada yang dengan entengnya menghina Pancasila, mennyalahgunakan jabatan bahkan mengesampingkan pentingnya pendidikan itu sendiri.

Sedangkan Kartini selalu mau feminisme dan nasionalisme dalam wanita cerdas.


No comments:

Post a Comment